Pada
prinsipnya berbagai jenis usaha di dunia telematika dapat di pilah-pilah
menjadi berbagai usaha yang sifatnya modular tidak terlalu tergantung satu
dengan lainnya. Beberapa servis seperti NIC servis & CA/RA/PKI servis
memang merupakan servis pendukung yang sifatnya tidak terlalu profit-oriented,
akan tetapi tidak bisa di pisahkan dari usaha yang didukungnya.
Secara
umum model yang ingin di usulkan terlihat dalam gambar model terlampir. Model
dibuat modular yang berarti entitas industri di masing-masing segmen di
usahakan untuk bisa berdiri sendiri tidak harus tergantung satu sama lain.
Ada
lima (5) kelompok besar segmen industri jasa yang di identifikasi yaitu:
1.
Infrastruktur Telekomunikasi (biasanya risiko bisnis paling besar)
2.
Infrastruktur Internet (biasanya risiko bisnis sedang & rendah)
3.
Hosting service (biasanya risiko bisnis rendah)
4.
Transaction type service (biasanya risiko bisnis rendah).
Ada
dua (2) arah utama yang terjadi di level aplikasi yang pertama ke arah jasa
yang sifatnya transaksi (biasanya di sini yang berputar adalah uang &
barang) yang ke dua lebih ke arah transaksi pengetahuan & informasi.
Karakteristik dari kedua arah tersebut akan berbeda; sayang sekarang ini yang
lebih di gembar-gemborkan terutama e-commerce – padahal jika kita cukup pandai
(dalam arti berpengetahuan banyak) maka bermain-main di k-commerce akan lebih
menarik.
Ada
tiga (3) hal utama yang akan menentukan kehidupan / tingkat kompetisi maupun
kontrol pemerintah di jenis usaha yang dipilih, tiga (3) hal tersebut adalah:
•
Tingkat risiko bisnis.
•
Kontrol kualitas.
•
Tanggung jawab sosial (menjamin proses cross subsidi).
Pada
tingkat risiko bisnis yang rendah, sebaiknya pasar di bebaskan dari proses
lisensi atau perizinan – kompetisi bebas diberlakukan konsekuensinya kontrol
kualitas di lakukan sendiri oleh masyarakat; pemerintah dapat memfasilitasi
transparansi kualitas entitas. Sebaliknya untuk tingkat risiko bisnis yang
tinggi, proses perizinan atau lisensi yang di ikuti kontrol kualitas dari
pemerintah. Yang perlu diperhatikan barangkali membuat semua proses menjadi
transparan ke masyarakat banyak.
Dalam
hal semua jenis usaha pada akhirnya bukan teknologi yang akan memenangkan
pertandingan. Teknologi hanyalah alat bantu semata, kemenangan hanya bisa
diperoleh dari keberhasilan dalam membentuk massa yang real di masyarakat.
Dalam dunia informasi yang biasanya massanya berpendidikan, proses community
building agak lebih pelik dari pada dunia biasa. Konsep penggalangan massa
seperti para partai politik di dunia nyata tidak mungkin dilakukan di dunia
maya. Interaksi dua arah berbentuk diskusi, di talkshow, di kolom-kolom media
di tumpu oleh kemampuan leadership (kepemimpinan), total customer satisfaction
dan komitmen kepada masyarakat berpengetahuan akan menjadi kunci keberhasilan
dalam melibatkan masyarakat dalam kebersamaan. Fungsi fasilitator sangat erat
di dunia maya sangat berbeda dengan dunia nyata yang lebih mementingkan
struktur
Perkembangan telematika di Indonesia
mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama
adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan
akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah
tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini
dimulai tahun 2000.
1. Periode Rintisan
Pada periode ini, penggunaan
teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim
pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis
pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johhny
Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”,
“ethernet”, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet
sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah
“unix”, “email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata
yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini
merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika,
atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir
sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog
interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar
jakarta, bahkan di luar pulau Jawa.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun
1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat
mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri
marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda
ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian
disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis
yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada
tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya
tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP
(Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam
tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan informasi ini,
salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal
ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI
(Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti
computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise
internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.
Data statistik tersebut menunjukkan
aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika
masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat
tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun
non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di
Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai
bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha,
menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat
manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Telematika merupakan kata yang sering
kita baca maupun dengar di berbagai media massa maupun elektronik. Pada
tugas softskill pertama ini saya akan menjabarkan definisi telematika.
Pada dasarnya Telematika adalah istilah untuk mendefinisikan
Telekomunikasi melalui media informatika. Untuk lebih jelasnya berikut
penjabaran lebih lengkap mengenai telematika yang saya dapat dari
berbagai sumber.
Istilah telematika merupakan adopsi dari
bahasa asing. Kata telematika berasal dari kata dalam bahasa Prancis,
yaitu telematique. Istilah ini pertama kali digunakan
pada tahun 1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc
dalam bukunya yang berjudul L’informatisation de la Societe.
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua
kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS”
yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah
telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir
dari perkembangan teknologi digital. Sedangkan menurut Kerangka
Kebijakan Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika menunjuk pada
hakikat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari
perkembangan dan konvergensi telekominikasi, media, dan informatika
Telematika di Indonesia, disebutkan bahwa teknologi telematika merupakan
singkatan dari teknologi komunikasi, media, dan informatika. Senada
dengan pendapat pemerintah, telematika diartikan sebagai singkatan dari
tele = telekomunikasi, ma = multimedia, dan tika = informatika.
Dari definisi di atas maka telematika
dapat mencakup berbagai komponen dan secara garis besar tidak berbeda
jauh maknanya dengan istilah Teknologi Informasi (TI), maupun
Information and Communication Technologies (ICT).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,
maka dapat disarikan pemahaman tentang telematika sebagai berikut.
1. Telematika adalah sarana komunikasi
jarak jauh melalui media elektromagnetik.
2. Kemampuannya adalah mentransmisikan
sejumlah besar informasi dalam sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia,
dan dalam berbagai cara, yaitu dengan perantaan suara (telepon, musik),
huruf, gambar dan data atau kombinasi-kombinasinya. Teknologi digital
memungkinkan hal tersebut terjadi.
3. Jasa telematika ada yang
diselenggarakan untuk umum (online, internet), dan ada pula untuk
keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus (intranet).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh, yang
menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem
digital.