Jumat, 01 Februari 2013

TUGAS SOFTSKILL


MAKALAH PENGANTAR TELEMATIKA
STUDI KASUS VMWARE





Oleh :
Tri Dharmawan Kurnianto / 11109409
Kelas 4KA11





UNIVERSITAS GUNADARMA
2013






JAKARTA, 26 Januari 2012 — VMware, Inc. (NYSE: VMW), pemimpin global virtualisasi dan infrastruktur Cloud, mengumumkan mengenai peluncuran VMware  vCenter  Operations Management™  Suite. Sebagai bagian dari suatu portofolio manajemen TI terlengkap dari VMware, peranti lunak VMware  vCenter Operations Management  Suite  ini dirancang sedemikian rupa untuk membantu pelanggan menjalankan sistem TI sebagai sebuah layanan dengan menyederhanakan dan mengotomatisasikan operasional TI di lingkungan virtual dan berbasis Cloud.
“Infrastruktur berbasis Cloud yang pada dasarnya sangat dinamis telah melebihi kemampuan untuk mengelola operasionalnya melalui sistem tradisional sehingga pelanggan harus berpikir beda tentang bagaimana mengelola infrastruktur virtual dan berbasis Cloud. Direktur Product Marketing,  Enterprise  Management,  VMware.  “Peranti lunak VMware  vCenter  Operations  Management™  Suite yang lengkap memberikan kesempatan bagi pelanggan untuk memonitor infrastruktur mereka secara lebih leluasa, dan menyediakan kecerdasan bagi pelanggan untuk mengoptimalkan efisiensi, memastikan kepatuhan pada aturan dan bertindak proaktif dalam mengelola tingkat layanan mereka.”
VMware memperkenalkan portofolio manajemen baru ini pada Oktober 2011 yang mengubah manajemen TI dengan menggabungkan dan mengintegrasikan manajemen TI ke dalam  platform, menyatukan berbagai aturan untuk menyederhanakan proses dan menerapkan analitis untuk membantu pelanggannya mencapai daya respon dan tingkat keekonomisan sesuai yang ditawarkan oleh  Cloud  computing.  Perbaikan yang dilakukan pada peranti lunak VMware  vCenter  Operations  Management  Suite ini mencakup integrasi yang lebih dalam hal kapasitas dan operasional konfigurasi infrastruktur berdasarkan kebutuhan aplikasi. “Langkah selanjutnya dalam rangka transformasi ke cloud  computing  adalah menyederhanakan dan otomasi operasi  cloud kami,” kata Matthew Cunningham, Senior Vice President of IT, CareCore National. “Peranti lunak ini memberikan kami pandangan yang lebih baik terkait indikator kinerja, kesehatan dan efisiensi utama di seluruh lingkungan dan membantu kami menjalankan aplikasi bisnis penting secara lebih baik dengan menggunakan satu sistem pembantu pengelolaan saja.”Fitur-fitur utama yang baru ditambahkan ke dalam VMware vCenter Operations Management Suite di antaranya:
Integrasi kinerja, kapasitas dan manajemen konfigurasi yang lebih erat

VMware terus menjalankan strateginya untuk menggabungkan berbagai disiplin manajemen yang ada dengan mengintegrasikan secara mendalam VMware vCenter Capacity IQ™ dan VMware vCenter Configuration Manager™ ke dalam vCenter Operations Management Suite. Cari ini dapat membantu pelanggan dalam mengindentifikasi masalah yang muncul, “menyesuaikan” dengan sumber daya infrastruktur, serta mengidentifikasi dan memperbaiki isu-isu terkait kinerja yang diakibatkan oleh perubahan konfirgurasi.

“Application Awareness” mengoptimalkan infrastruktur bagi aplikasi bisnis yang penting

Peranti lunak VMware vCenter Operations Management Suite sudah mencakup Infrastructure Navigator baru yang secara otomatis dapat menemukan dan memetakan hubungan serta ketergantungan antara aplikasi dan komponen infrastruktur pendukungnya. Instrumen ini dapat membantu mengoptimalkan operasi infrastruktur pelanggan sebagai bagian pengelolaan keamanan dan pemulihan bencana berdasarkan kebutuhan masing-masing aplikasi.

“Kini tiba saatnya untuk memikirkan kembali manajemen TI yang dijalankan selama ini. Kami yakin bahwa manajemen TI membutuhkan satu pendekatan baru yang menjadi titik awal yang penting untuk memulai perjalananan menuju Cloud.  Jika dilakukan dengan benar, pendekatan baru ini bisa membantu enterprise memindahkan lebih banyak aplikasi ke Cloud dan memperbesar nilai yang mereka dapatkan dari Cloud,” kata Andreas Kagawa, Country Manager VMware Indonesia.


Sumber :

TUGAS SOFTSKILL



MAKALAH PENGANTAR TELEMATIKA
EVOLUSI TELEMATIKA




Oleh :
Tri Dharmawan Kurnianto / 11109409
Kelas 4KA11



UNIVERSITAS GUNADARMA
2013




Telematika berasal dari bahasa Perancis dari kata TELEMATIQUE yang berarti bertemunya teknologi dengan sistem telekomunikasi atau yang lebih popular dengan ICT ( Information and Communication Technology). Pada hakikatnya telematika dapat dikatakan sebagai media yang digunakan untuk berkomunikasi serta bertukar data secara digital jarak jauh melalui koneksi kabel dan nirkabel. Di negara Indonesia perkembangan mengenai penerapan telematika di bagi menjadi dua periode terpisah yaitu masa pra satelit dan masa satelit.
1.      Pra Satelit
Pra satelit merupakan periode perjuangan bangsa Indonesia yang pada saat teknologi dan komunikasi yang ada hanyalah sebatas telepon, telegraph dan radio. Pada tahun 1945 Telepon dan telegraph didesak supaya dapat dijadikan kebutuhan alat komunikasi misal untuk membantu perjuangan, lalu lahirlah RRI (Radio Republik Indonesia).
Barulah pada masa setelah Indonesia merdeka, muncul lah televise yang dimaksudkan untuk mempersiapkan acara ASIAN Games IV di Jakarta. Pada tanggal 24 Agustus 1962 lahirlah stasiun TV Indonesia yang pertama yaitu TVRI yang pembentukannya kemudian diatur oleh oleh Keppres No.215/1963 menjadi alat komunikasi massa (Mass Media Communication).
2.      Masa Satelit         
Penciptaan satelit palapa didasarkan pada pertimbangan pemerintah pada faktor keamanan dan juga keamanan NKRI  juga dimaksudkan untuk menghindari perpecahan dibutuhkan untuk mempersatukan tanah air yang luas dibutuhkan sarana untuk dapat terhubung satu dengan yang lainnya. Lalu seiring dengan perkembangan kebutuhan komunikasi dan teknologi  juga semakin bertumbuh dengan pesat sehingga muncul bentuk baru seperti faksimile.
Lalu masuklah teknologi mobile communication di Indonesia ditandai dengan kemunculan pager dan digantikan oleh handphone. Dengan masuknya teknologi itu maka muncullah upaya untuk memenuhi kebutuhan untuk teknologi tersebut dan diambil perannya oleh PT. Telkom dan PT. Indosat serta disusul oleh yang lainnya.
Posisi Indonesia Dalam Bidang Telematika
Sejak AS, sebagai negara yang paling awal mempunyai inisiatif dalam pembangunan superhighways informasi, meluncurkan The National Infrastructure Information-nya pada tahun 1991, banyak negara industri lainnya mengikutinya. Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman memperkenalkan kebijakan-kebijakan superhighways informasi mereka, yaitu The Information Society Initiative di Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.

Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia meluncurkan kebijakan superhighways informasi dengan nama Nusantara 21.Beda antara Nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat dijelaskan oleh 5 hal yaitu :

a. Evolusi Teknologi

Teknologi terus berubah. Prakiraan perkembangan teknologi di masa mendatang sangat beragam. Di antara banyak negara tidak ada persetujuan mengenai kebutuhan untuk menghubungkan dengan kabel tempat-tempat paling jauh. Beberapa pakar berfikir bahwa teknologi wireless yang didukung oleh satelit dengan orbit rendah mungkin dapat mewujudkan komunikasi broadband dengan baik. Di Indonesia tampaknya terjadi evolusi teknologi yang unik. Mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan dan banyak yang buta huruf, sehingga tampaknya teknologi visual dan pembicaraan (speech) akan lebih mendapat tempat di masyarakat daripada teknologi informasi dengan tulisan (text).

b. Struktur pasar dan strategi industri

Para aktor strategi industri yang terlibat dalam pembuatan superhighways informasi tidak tergantung pada negara dimana mereka tinggal. Strategi-strategi dari para aktor utama dalam industri content juga menggambarkan ketidakpastian mengenai masa depan peralatan layanan informasi yang akan digunakan.

Karena tergantung struktur pasar, bisa jadi di masa depan strategi yang tepet berada dalam pilihan alternatif antara lain multimedia ( seperti CD-ROM, perangkat lunak PC dan piringan video digital) atau kabel (seperti TV kabel, telekomunikasi kabel dengan serat optic) atau jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.

Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.

c. Penyusunan Institusional

Kebijakan – kebijakan superhighways informasi melibatkan berbagai badan atau agen pemerintah yang berkoordinasi secara fungsional, sektoral ataupun territorial. Dalam fungsinya, di AS atau Inggris, pemerintah tidak mengontrol seluruh proses kebijakan karena telah ada agen-agen regulasi independent. Secara sektoral, konflik dan persaingan institusional dapat terjadi di antara departemen pemerintah.

Di Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak menteri sesuai keppres 30 tahun 1997. Hal ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia masih sangat besar dibandingkan peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula institusi yang lemah posisinya daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan Konsep Buku Nusantara 21 yang terdiri dari 14 kelompok yang terdiri dari wakil Telkom, Indosat, dan Universitas.

d. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional

Walaupun label “masyarakat informasi” yang sama digunakan di berbagai negara, visi sosial yang dikandungnya memiliki content local yang unik, yang berpijak pada nilai-nilai sosial dasar masing-masing masyarakat setiap negara. Di Indonesia, konsep superhighways informasi N21 tidak terlepas dari aspek Wawasan Nusantara yang heterogen dan Ketahanan Nasional, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan keamanan, yang telah muncul sejak adanya konsep satelit.

Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari Palapa, dengan tetap menggunakan pendekatan pada nilai-nilai yang mempersatukan nusantara. Selain itu, N21 tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A), program yang bertujuan mempersatukan wlayah Asia melalui telematika.

e. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya

Melalui tiga analisis yang umumnya dilakukan di semua negara (daya saing ekonomi, perbaikan kondisi sosial, liberalisasi telekomunikasi), juga analisis spesifik untuk masing- masing negara, kebijakan superhighways juga dihubungkan kepada kebijakan-kebijakan publik lainnya.

Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan – kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi, kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan nasional.

Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21 adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional (Yuliar,2001).

Pemanfaatan Telematika di Bidang Pendidikan

Menurut Miarso (2004) terdapat sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan di bidang
pendidikan, yaitu :

1. Perpustakaan Elektronik

Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

2. Surat Elektronik (email)

Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.

3. Ensiklopedia

Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. Dan data informasi yang terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di internet. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.

4. Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital )

Dengan adanya sistem ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah terpencil dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk mengakses program ini tdk menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki kantor pos yang menyediakan jasa internet.

5. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System

Pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu dan keterampilan professional dari SDM di Indonesia. Pada gilirannya jaringan ini diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi masyarakat yang lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan serta kelangsungan kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan formal maupun nonformal dalam suatu “cyber system”.

6. Pengelolaan Sistem Informasi

Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau CD ROM, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu sistem.

7. Video Teleconference

Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat sosial.

Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan para tenaga terampil.


Dampak Penggunaan Telematika

Berbagai macam bentuk yang menjadi dampak penggunaan telematika merebak luas pada masyarakat. Dampak ini akan memunculkan dan merubah pola kehidupan, bekerja, berusaha bahkan merubah falsafah pada bidang-bidang tertentu. Dampak yang pasti adalah akan terjadinya perubahan minat bekerja yang lebih efisien dalam arti benefit to cost ratio, efektif dalam arti kualitas produk, jasa, dan pemerataan distribusi produk jasa kepada masyarakat. Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :

1. Penghematan transportasi dan bahan bakar.
2. Menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif.
3. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah.
4. Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.

Contoh Penerapan Telematika Di Indonesia
Telematika di Indonesia saat ini telah menjalar kepada seluruh aspek sebagai penunjang kinerja semua usaha di semua sektor ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pariwisata dan yang lainnya. Berikut ialah beberapa bentuk penerapan telematika :
a) E – Governance
b) E – Commerce
c) E – Learning
Dari keseluruhan implementasi dari telematika itu sendiri menyimpan peranan pokok berkenaan dengan penerapannya di Indonesia. Berikut adalah 3 pokok  peranan telematika di Indonesia :
a)  Pemersatu Bangsa : Telematika mampu memudahkan masyarakat untuk berinteraksi tanpa terhalang oleh jarak yang sangat jauh sekalipun.
b)  Mengoptimalkan Fungsi Pembangunan : Telematika mampu menghubungkan semua informasi yang ada pada daerah terntentu sehingga dapat diketahui secara jelas dan pasti.
c)  Meningkatkan Pendapatan : Dapat menjadi sarana dalam usaha perseorangan, badan, institusi dan negara dengan membantu dalam membangun jaringan usaha.
Sumber :