MAKALAH
PENGANTAR TELEMATIKA
EVOLUSI TELEMATIKA
Oleh
:
Tri Dharmawan Kurnianto / 11109409
Kelas
4KA11
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
Telematika berasal dari bahasa
Perancis dari kata TELEMATIQUE yang berarti bertemunya teknologi dengan sistem telekomunikasi
atau yang lebih popular dengan ICT ( Information and Communication Technology). Pada
hakikatnya telematika dapat dikatakan sebagai media yang digunakan untuk
berkomunikasi serta bertukar data secara digital jarak jauh melalui koneksi
kabel dan nirkabel. Di negara Indonesia perkembangan mengenai penerapan
telematika di bagi menjadi dua periode terpisah yaitu masa pra satelit dan masa
satelit.
1. Pra Satelit
Pra satelit merupakan periode
perjuangan bangsa Indonesia yang pada saat teknologi dan komunikasi yang ada
hanyalah sebatas telepon, telegraph dan radio. Pada tahun 1945 Telepon dan telegraph didesak
supaya dapat dijadikan kebutuhan alat komunikasi misal untuk membantu
perjuangan, lalu lahirlah RRI (Radio Republik Indonesia).
Barulah pada masa setelah Indonesia
merdeka, muncul lah televise yang dimaksudkan untuk mempersiapkan acara ASIAN
Games IV di Jakarta. Pada tanggal 24 Agustus 1962 lahirlah stasiun TV Indonesia
yang pertama yaitu TVRI yang pembentukannya kemudian diatur oleh oleh Keppres
No.215/1963 menjadi alat komunikasi massa (Mass Media Communication).
2. Masa Satelit
Penciptaan satelit palapa didasarkan
pada pertimbangan pemerintah pada faktor keamanan dan juga keamanan NKRI
juga dimaksudkan untuk menghindari perpecahan dibutuhkan untuk mempersatukan
tanah air yang luas dibutuhkan sarana untuk dapat terhubung satu dengan yang
lainnya. Lalu seiring dengan perkembangan kebutuhan komunikasi dan
teknologi juga semakin bertumbuh dengan pesat sehingga muncul bentuk baru
seperti faksimile.
Lalu masuklah teknologi mobile
communication di Indonesia ditandai dengan kemunculan pager dan digantikan oleh
handphone. Dengan masuknya teknologi itu maka muncullah upaya untuk memenuhi
kebutuhan untuk teknologi tersebut dan diambil perannya oleh PT. Telkom dan PT.
Indosat serta disusul oleh yang lainnya.
Posisi Indonesia Dalam Bidang Telematika
Sejak AS, sebagai negara yang paling awal mempunyai
inisiatif dalam pembangunan superhighways informasi, meluncurkan The National
Infrastructure Information-nya pada tahun 1991, banyak negara industri lainnya
mengikutinya. Bulan Februari 1996 Inggris dan Jerman memperkenalkan
kebijakan-kebijakan superhighways informasi mereka, yaitu The Information
Society Initiative di Inggris dan program The Info 2000 di Jerman.
Tak lama kemudian di tahun 1996, negara di Asia Tengah
mengikutinya, seperti Filipina dengan Tiger, Malaysia dengan Multimedia Super
Corridor (MSC) dan Singapura dengan Singapore-ONE. Dan di tahun 1997 Indonesia
meluncurkan kebijakan superhighways informasi dengan nama Nusantara 21.Beda
antara Nusantara 21 dengan kebijakan superhighways informasi negara lain dapat
dijelaskan oleh 5 hal yaitu :
a. Evolusi Teknologi
Teknologi terus berubah. Prakiraan perkembangan
teknologi di masa mendatang sangat beragam. Di antara banyak negara tidak ada
persetujuan mengenai kebutuhan untuk menghubungkan dengan kabel tempat-tempat
paling jauh. Beberapa pakar berfikir bahwa teknologi wireless yang didukung
oleh satelit dengan orbit rendah mungkin dapat mewujudkan komunikasi broadband
dengan baik. Di Indonesia tampaknya terjadi evolusi teknologi yang unik.
Mengingat masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan dan banyak
yang buta huruf, sehingga tampaknya teknologi visual dan pembicaraan (speech)
akan lebih mendapat tempat di masyarakat daripada teknologi informasi dengan
tulisan (text).
b. Struktur pasar dan strategi industri
b. Struktur pasar dan strategi industri
Para aktor strategi industri yang terlibat dalam
pembuatan superhighways informasi tidak tergantung pada negara dimana mereka
tinggal. Strategi-strategi dari para aktor utama dalam industri content juga
menggambarkan ketidakpastian mengenai masa depan peralatan layanan informasi
yang akan digunakan.
Karena tergantung struktur pasar, bisa jadi di masa
depan strategi yang tepet berada dalam pilihan alternatif antara lain
multimedia ( seperti CD-ROM, perangkat lunak PC dan piringan video digital)
atau kabel (seperti TV kabel, telekomunikasi kabel dengan serat optic) atau
jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi telekomunikasi.
Di Indonesia struktur pasarnya cukup beragam, ada
wilayah urban, suburbia, dan rural. Untuk urban semua alternatif seperti
multimedia, kabel, jejaring, telekomunikasi dapat dipertimbangkan. Tetapi untuk
daerah suburbia dan rural, tampaknya yang paling tepat adalah jejaring
telekomunikasi dari berbagai teknologi yang sebelumnya telah ada dan tinggal
mengalami beberapa penyempurnaan, oleh karena itu Nusantara 21 dipersiapkan
mengadopsi jejaring telekomunikasi dari berbagai jenis teknologi
telekomunikasi.
c. Penyusunan Institusional
Kebijakan – kebijakan superhighways informasi
melibatkan berbagai badan atau agen pemerintah yang berkoordinasi secara
fungsional, sektoral ataupun territorial. Dalam fungsinya, di AS atau Inggris,
pemerintah tidak mengontrol seluruh proses kebijakan karena telah ada agen-agen
regulasi independent. Secara sektoral, konflik dan persaingan institusional
dapat terjadi di antara departemen pemerintah.
Di Indonesia yang berperan dalam N21 merupakan tim
yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) yang melibatkan banyak menteri
sesuai keppres 30 tahun 1997. Hal ini menunjukkan peran pemerintah Indonesia
masih sangat besar dibandingkan peran swasta, masyarakat dan lain-lain. Adapula
institusi yang lemah posisinya daripada TKTI, yaitu Kelompok Kerja Penyusunan
Konsep Buku Nusantara 21 yang terdiri dari 14 kelompok yang terdiri dari wakil
Telkom, Indosat, dan Universitas.
d. Akomodasi terhadap nilai – nilai nasional
Walaupun label “masyarakat informasi” yang sama
digunakan di berbagai negara, visi sosial yang dikandungnya memiliki content
local yang unik, yang berpijak pada nilai-nilai sosial dasar masing-masing
masyarakat setiap negara. Di Indonesia, konsep superhighways informasi N21
tidak terlepas dari aspek Wawasan Nusantara yang heterogen dan Ketahanan
Nasional, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, serta pertahanan keamanan,
yang telah muncul sejak adanya konsep satelit.
Bahkan N21 sesungguhnya merupakan pemutakhiran dari
Palapa, dengan tetap menggunakan pendekatan pada nilai-nilai yang mempersatukan
nusantara. Selain itu, N21 tercakup juga dalam program Multimedia Asia (M2A),
program yang bertujuan mempersatukan wlayah Asia melalui telematika.
e. Interaksi dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya
Melalui tiga analisis yang umumnya dilakukan di semua
negara (daya saing ekonomi, perbaikan kondisi sosial, liberalisasi
telekomunikasi), juga analisis spesifik untuk masing- masing negara, kebijakan
superhighways juga dihubungkan kepada kebijakan-kebijakan publik lainnya.
Di Indonesia, Nusantara 21 berkaitan dengan kebijakan
– kebijakan mengenai daya saing ekonomi masyarakat Indonesia menghadapi pasar
global, kebijakan pengurangan kesenjangan antara lapisan sosial ekonomi,
kebijakan pertumbuhan industri nasional khususnya industri teknologi
telekomunikasi, kebijakan perbaikan kondisi sosial masyarakat, kebijakan
peningkatan pendidikan dan pengajaran serta kebijakan melestarikan kebudayaan
nasional.
Sedangkan mengenai kebijakan liberalisasi
telekomunikasi tampaknya tidak terlalu mendapat dukungan. Swasta dilibatkan
tetapi masih terbatas. Tetapi yang tampaknya terpenting dan khas dari N21
adalah interaksinya dengan kebijakan persatuan dan kesatuan Indonesia dan
pertahanan keamanan yang sangat kiat tidak lepas dari nilai-nilai Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional (Yuliar,2001).
Pemanfaatan Telematika di Bidang Pendidikan
Menurut Miarso (2004) terdapat sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan di bidang
pendidikan, yaitu :
1. Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di
Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah
konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan
penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu
perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di
perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.
2. Surat Elektronik (email)
Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang
dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam
kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya
lewat email.
3. Ensiklopedia
Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat
ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia
sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan
dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan
gerakan. Dan data informasi yang terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai
tersedia di internet. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan
informasi yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.
4. Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital )
4. Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital )
Dengan adanya sistem ini maka keterlambatan serta
kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah terpencil
dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk
mengakses program ini tdk menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan
fasilitas yang dimiliki kantor pos yang menyediakan jasa internet.
5. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
5. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
Pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk
memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam rangka
peningkatan mutu dan keterampilan professional dari SDM di Indonesia. Pada
gilirannya jaringan ini diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan
potensi masyarakat yang lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan
serta kelangsungan kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan
formal maupun nonformal dalam suatu “cyber system”.
6. Pengelolaan Sistem Informasi
6. Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk
dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan
informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat
penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket
atau CD ROM, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu
mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi
ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola
dalam suatu sistem.
7. Video Teleconference
Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau
mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di
dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat
digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi
menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat sosial.
Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau
tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004)
adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan
para tenaga terampil.
Dampak Penggunaan Telematika
Berbagai macam bentuk yang menjadi dampak penggunaan
telematika merebak luas pada masyarakat. Dampak ini akan memunculkan dan
merubah pola kehidupan, bekerja, berusaha bahkan merubah falsafah pada
bidang-bidang tertentu. Dampak yang pasti adalah akan terjadinya perubahan
minat bekerja yang lebih efisien dalam arti benefit to cost ratio, efektif
dalam arti kualitas produk, jasa, dan pemerataan distribusi produk jasa kepada
masyarakat. Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara langsung
maupun tidak langsung, yaitu :
1. Penghematan transportasi dan bahan bakar.
2. Menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif.
3. Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah.
4. Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.
Contoh Penerapan
Telematika Di Indonesia
Telematika di Indonesia saat ini
telah menjalar kepada seluruh aspek sebagai penunjang kinerja semua usaha di
semua sektor ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pariwisata dan yang lainnya.
Berikut ialah beberapa bentuk penerapan telematika :
a) E – Governance
b) E – Commerce
c) E – Learning
Dari keseluruhan implementasi dari
telematika itu sendiri menyimpan peranan pokok berkenaan dengan penerapannya di
Indonesia. Berikut adalah 3 pokok peranan telematika di Indonesia :
a) Pemersatu Bangsa : Telematika mampu
memudahkan masyarakat untuk berinteraksi tanpa terhalang oleh jarak yang sangat
jauh sekalipun.
b) Mengoptimalkan Fungsi Pembangunan :
Telematika mampu menghubungkan semua informasi yang ada pada daerah terntentu
sehingga dapat diketahui secara jelas dan pasti.
c) Meningkatkan Pendapatan : Dapat menjadi
sarana dalam usaha perseorangan, badan, institusi dan negara dengan membantu
dalam membangun jaringan usaha.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar