Dalam waktu hanya
beberapa hari saja, film berjudul ”Innocence of Muslim” langsung menjadi
sorotan. Film amatir ini segera saja menjadi kontroversi karena dinilai ber isi
penghujatan dan penilaian terhadap Islam. Film ini berdurasi dua jam dan isinya
menghina serta melecehkan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam.
Dalam film tersebut, Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang penipu.
Rasulullah
dideskripsikan sebagai seorang pria hidung belang yang lemah.
Rasulullah Muhammad juga digambarkan telah menyetujui adanya pelecehan seksual
terhadap anak.
Penggambaran nabi di film ini juga kemarahan warga Muslim Mesir dan Libya.
Trailer film ini telah beredar di Youtube.
Sam Bacile selaku pembuat film memilih para
aktor dan aktris amatir. Dalam film itu, Sam melibatkan 59 aktor dan 45 orang
kru.
Fim itu dikabarkan dibuat saat musim panas 2011. (islampos.com)
INNOCENCE OF MUSLIMS: Dibuat Asal-Asalan, Pemeran Tak Diberitahu Isi Cerita
Seperti apa sebenarnya film Innocence of Muslims yang disebut menghina Nabi
Muhammad dan telah memicu banyak aksi unjuk rasa berujung kekerasan, yang
bahkan telah menewaskan Duta Besar AS di Libya? Asal-muasal film yang ternyata
dibuat asal-asalan dan berkesan amatiran itu mulai terungkap setelah seorang
aktris di California, AS, mengaku terlibat dalam film itu namun sama sekali tak
tahu jalan cerita yang sesungguhnya.
Massa pengunjuk rasa
mencoba memanjat pintu gerbang Kedutaan Besar AS di Sana'a, Yaman, Kamis
(13/9/2012) dalam aksi mengecam film Innocence of Muslims.
(JIBI/SOLOPOS/Reuters)
Cindy Lee Garcia dari Bakersfield, California, yang terlihat muncul sebentar
dalam potongan adegan dalam film itu, yang kini beredar di internet, mengaku tahun
lalu dipanggil untuk ikut serta dalam film itu. Dalam pengakuannya, film itu
sepengetahuannya berjudul Desert Warrior alias Ksatria Padang Pasir. “Rasanya
aneh sekali, saya belum pernah menjalani yang seperti itu. Ada banyak keanehan
di sana,” katanya dalam wawancara telepon.
Potongan adegan film itu yang kemudian diunggah di YouTube dalam sejumlah judul
termasuk di antaranya Innocence of Muslims menunjukkan karakter Nabi Muhammad
yang digambarkan melakukan sejumlah tindakan kasar dan negatif. Bagi umat
Islam, menggambarkan Nabi Muhammad secara fisik adalah penghinaan besar.
Garcia menyatakan film itu dibuat di musim panas tahun 2011 dan dibuat di dalam
sebuah gereja di dekat Los Angeles. Para pemerannya berakting di depan layar
hijau besar yang nantinya menjadi tempat gambar latar belakang diproyeksikan.
“Ada sekitar 50 pemain yang terlibat,” katanya.
Sebuah pengumuman lowongan pemeran film yang sudah kedaluwarsa di situs pemandu
akting dan pencarian pemeran, Backstage.com, menunjukkan sebuah film berjudul
Desert Warrior yang disebut sebagai “film berbiaya rendah mengenai petualangan
sejarah di gurun Arab. Dalam daftar pemeran dan karakter di film itu tak ada
yang bernama Muhammad. “Mereka bilang ceritanya tentang masa 2.000 tahun silam,
seperti di masa Yesus,” ujar Garcia.
Sejumlah media AS, Selasa malam lalu melaporkan film itu dibuat seseorang yang
mengaku bernama Sam Bacille, seorang pengembang properti warga AS-Israel. Dalam
pengakuannya Bacille menyebut film itu dibuat dengan biaya US$5 juta, yang
didanai sekitar 100 investor Yahudi. Namun identitas Bacille juga sulit
dikonfirmasikan apakah itu yang sebenarnya atau hanya samaran. Data
Backstage.com juga menyantumkan nama yang hampir mirip yaitu Sam Bassiel
sebagai produser, sementara untuk sutradara tercantum nama Alan Roberts.
Nama-nama ini juga sama sekali belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Lantas ada Steven Klein, seorang warga California yang mengaku sebagai
konsultan dan juru bicara untuk proyek film itu, namun bukan untuk para
produsernya. Dia juga mengakui nama-nama yang tercantum dalam daftar kru film
itu kemungkinan nama samaran. “Saya pernah ketemu dia [Sam Bacille]. Saya tak
tahu dia dari mana. Saya cuma tahu dia bukan orang Yahudi Israel dan saya cuma
menebak dia memberikan identitas palsu untuk melindungi keluarganya, yang
setahu saya ada di Timur Tengah,” jelasnya. Klein yang dijumpai di rumahnya di
Hemet, California, menyebut dirinya mantan anggota marinir AS dan dia mengaku
sengaja menyuruh para pembuat film itu agar bersembunyi.
Sebuah LSM yang beraktivitas melacak kelompok-kelompok radikal dan penghasut
kebencian, Southern Poverty Law Center menggambarkan Klein memiliki hubungan
dengan kaum ekstremis sayap kanan. Ketika Klein ditanyai soal itu, dia
membantah.
Film itu sendiri kelihatan sekali sebagai film murahan, di mana
dialog-dialognya terlihat kasar sementara akting pemerannya juga sangat kaku.
Klein menyebut film itu sempat diputar dengan judul lain di sebuah bioskop di
California, namun karena tak ada yang membeli tiket, film itu akhirnya batal
diputar.
Sementara Garcia, pemeran perempuan yang terlihat dalam potongan adegan film di
YouTube, mengaku dalam skenario yang diterimanya ada adegan dia dipaksa
menyerahkan anaknya ke seorang karakter bernama Master George, yang digambarkan
sebagai seorang pemimpin yang keras dan kejam. Namun dalam potongan adegan yang
muncul di YouTube, adegan di mana Garcia muncul justru disulih suara atau
di-dubbing, dan karakter bernama Master George itu disebut sebagai Muhammad.
Garcia menyebut dia mengenal sang produser bernama Sam Bassil, yang bicara
dengan akses bernada asing. Garcia mengaku sempat menelepon si produser itu
setelah berita protes berdarah di Libya akibat film itu muncul. “Saya bilang ke
dia kenapa dia berlaku seperti itu dan menjadikan saya di posisi yang membuat
ada orang terbunuh gara-gara film itu?” tuturnya. Sam Bassil menurut dia
menjawab bahwa semua itu bukan salah Garcia. (solopos.com)
Terry Jones di Balik Film Buatan Amerika yang Menghina Nabi Muhammad
MASIH ingat dengan Terry Jones? Itu, pendeta dari Amerika yang dua tahun lalu
punya rencana untuk mengadakan Hari Bakar Quran. Ternyata di balik film
“Innocence of Muslims” yang memicu kontroversi terutama di Libya, Terry Jones
juga hadir namanya. Jones menyatakan dukungannya terhadap film tersebut.
Karena kisruh yang makin merembet, seorang perwira Amerika, Jenderal
Martin Dempsey ternyata langsung meminta Terry Jones menolak film itu untuk
meredakan ketegangan.
Kolonel Dave Lapan, salah seorang juru bicara militer Amerika, mengatakan bahwa
Jenderal Dempsey menyatakan keprihatinannya atas adanya film itu.
ketegangan akan terangsang dan kekerasan itu akan menyebabkan,” kata juru
bicara Kolonel Dave Lapan mengatakan dalam email.
“Dia meminta Mr Jones untuk mempertimbangkan menarik dukungannya untuk film
ini,” katanya.
Serangan di Benghazi menelan korban yaitu duta besar AS untuk Libya dan tiga
rekannya, sementara sedikitnya lima orang Amerika lainnya terluka, kata para
pejabat.
Para pejabat Pentagon khawatir kemarahan yang disebabkan oleh film amatir
buatan Amerika tersebut dan mengolok-olok Nabi Muhammad bisa memicu kekerasan
di Afghanistan dan membahayakan tentara Amerika di sana. Taliban sebelumnya
pada hari Rabu menyerukan Afghanistan untuk mempersiapkan melawan Amerika dan
mendesak para pejuang untuk “membalas dendam” terhadap tentara AS selama film
itu beredar. Sekarang ini, ada 74.000 pasukan AS yang memerangi Taliban di
Afghanistan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar