Sistem komputer tidak akan berguna tanpa adanya peralatan input dan output. Operasi-operasi I/O diperoleh melalui sejumlah perangkat eksternal yang menyediakan alat untuk pertukaran data di antara lingkungan luar dengan komputer. Perangkat eksternal dihubungkan dengan komputer oleh suatu link dengan modul I/O .Link digunakan untuk pertukaran kontrol, status, dan data antara modul I/O sering kali disebut sebagai perangkat peripheral, atau untuk mudahnya disebut peripheral.
Secara luas perangkat eksternal dibagi menjadi tiga tingkatan :
- Human-Readable : Digunakan untuk berkomunikasi dengan pengguna komputer
- Machine-Readable : Digunakan untuk berkomunikasi dengan peralatan / machine
- Communication : Digunakan untuk berkomunikasi dengan perangkat jarak jauh
Contoh perngkat human-readable adalah video display terminal (VDT) dan printer. Contoh perangkat machine-readable adalah sistem disk dan pita magnetik, sensor , dan aktuatur seperti yang dipakai pada aplikasi robotik.
Perangkat-perangkat komunikasi memungkinkan komputer untuk saling bertukar data dengan perangkat jarak jauh, yang mungkin berupa perangkat human-readable, serperti terminal, perangkat mesin readable, atau bahkan komputer lainnya.
Interface ke modul I/O adalah dalam bentuk signal-signal kontrol, status, dan data. Data berbentuk sekumpulan bit untuk dikirimkan ke modul I/O atau diterima dari modul I/O. Control Signal menentukan fungsi-fungsi yang akan dilakukan perangkat, seperti mengirimkan data ke modul I/O ( INPUT atau READ ), menerima data dari modul I/O ( OUTPUT / WRITE ), report status, atau membentuk fungsi kontrol tertentu ke perangkat ( misalnya, posisi head disk ). Signal status menandai status perangkat. Misalnya READY / NOT READY untuk menunjukkan kesiapan perangkat untuk mengirimkan data.
Control logic berkaitan dengan perangkat yang mengontrol operasi perangkat dalam memberikan respons yang berasal dari modul I/O. Transducer mengubah data dari energi listrik menjadi energi lain selama berlangsungnya output dan dari bentuk energi tertentu menjadi energi listrik selamat berlangsungnya input. Umumnya, suatu buffer dikaitkan dengan transducer untuk menampung sementara data yang ditransfer di antara modul I/O dan dunia luar. Ukuran bufer yang umum adalah 8 hingga 16 bit.
2. Modul – modul I / O
2.1 Fungsi Modul
Modul I / O merupakan suatu entiti di dalam komputer yang bertanggung jawab atas pengontrol sebuah perangkat eksternal atau lebih dan untuk pertukaran data antara perangkat-perangkat tersebut dengan memori utama dan atau register-register CPU. Jadi, modul I / O harus memiliki interface internal dengan komputer ( CPU dan main memori ) dan interface eksternal dengan komputer ( perangkat eksternal ).
Fungsi atau persyaratan utama bagi modul I / O dapat dibagi menjadi beberapa kategori seperti di bawah ini :
- Kontrol dan timing
- Komunikasi CPU
- Komunikasi perangkat
- Data buffering
- Deteksi Error
Dalam periode waktu tertentu, CPU dapat berkomunikasi dengan satu buah atau lebih perangkat dengan pola yang tidak menentu, tergantung pada kebutuhan program I / O. Sumber daya internal, seperti memori utama, dan sistem bus, harus dipakai bersama-sama oleh sejumlah aktifitas termasuk di antaranya I / O data. Dengan demikian, untuk mengkoordinasikan arus lalu lintas antara sumber daya internal dan perangkat eksternal, fungsi I / O meliputi persyaratan kontrol dan timing. Misalnya, kontrol pemindahan data dari sebuah perangkat eksternal ke CPU dapat meliputi langkah-langkah berikut ini :
1. CPU meminta modul I / O untuk memeriksa status perangkat yang terhubung.
2. Modul I / O memberikan jawabannya tentang status perangkat
3. Bila perangkat sedang beroperasi dan berada dalam keadaan siap untuk mengirimkan, maka CPU meminta pemindahan data, dengan menggunakan perintah tertentu ke modul I / O.
4. Modul I / O akan memperoleh unit data ( misalnya, 8 atau 16 bit ) dari perangkat eksternal.
5. Data akan dipindahkan dari modul I / O ke CPU.
Apabila sistem menggunakan bus, maka setiap interaksi antara CPU dengan modul I / O akan melibatkan sebuah atau lebih arbitrasi bus. Skenario yang telah disederhanakan seperti tersebut di atas menjelaskan juga, bahwa modul I / O harus memiliki kemampuan untuk melaksanakan komunikasi dengan CPU dan perangkat eksternal. Komunikasi CPU meliputi :
- Command Decoding : Modul I / O menerima perintah-perintah dari CPU. Umumnya perintah-perintah ini dikirimkan sebagai sinyal bagi bus kontrol. Misalnya, sebuah moduil I / O untuk disk dapat menerima perintah-perintah berikut : read sector, write sector, seek nomor track ,dan scan record id. Kedua perintah terakhir meliputi parameter yang dikirimkan pada bus data.
- Data : data di pertukarkan antara CPU dengan modul I / O melalui bus data.
- Status reporting : karena peripheral sangat lambat, maka status modul I / O perlu diketahui. Misalnya, bila sebuah modul I / O diminta untuk mengirimkan data ke CPU ( read ), maka mungkin modul tersebut berada dalam keadaan belum siap karena sedang melaksanakan perintah I / O lain. Kenyataan seperti ini perlu dilaporkan dengan menggunakan signal status.Signal status yang umum adalah bus dan ready terdapat pula signal-signal status untuk melaporkan bermacam-macam kondiris error.
- Address recognition : seperti halnya word memori memiliki alamat, demikian pula dengan perangkat I / O. Dengan demikian, modul I / O harus mengetahui address unik seluruh peripheral yang dikontrolnya.
Di sisi lain, modul I / O harus mampu membentuk komunikasi perangkat ( device communication ). Komunikasi ini meliputi perintah, informasi status, dan data
Tugas utama modul I / O adalah data buffering. Kebutuhan akan fungsi Sementara kelajuan transfer data ke main memori dan dari main memori atau CPU cukup tinggi, kelajuan untuk perangkat peripheral lambat. Data yang berasal dari main memori dikirimkan ke modul I / O dengan burst sangat cepat. Data di bufferkan dan kemudian dikirimkan ke perangkat peripheral dengan kelajuan datanya. Pada Arah kebalikannya, pembufferan data tidak secepat seperti sebelumnya. Dengan demikian, modul I / O harus mampu beroperasi dengan kecepatan perangkat dan memori.
Terakhir, modul I / O seringkali harus bertanggung jawab atas error detection dan pelaporan tentang terjadinya error terhadap CPU. Sebuah kelas error meliputi kesalah mekanis dan elektris yang dilaporkan oleh perangkat ( misalnya, kertas menggulung, track disk yang buruk ). Kelas error lainnya terdiri dari perubahan pola bit yang tiba-tiba pada saat dikirimkan dari perangkat ke modul I / O. Beberapa kode error detecting sering digunakan untuk mendeteksi error transmisi. Contohnya yang umum adalah penggunaan parity bit karakter data. Misalnya, kode karakter ASCII memakai tujuh bit dari suatu byte. Bit ke delapan disetel sehingga jumlah total “bilangan 1”nya dalam byte selalu genap ( even parity ) atau ganjil ( odd parity ). Ketika bit diterima, maka modul I / O memeriksa parity untuk menentukan apakah suatu error telah terjadi atau tidak.
2.2 Struktus Modul I / O
Modul I / O sangat berbeda dalam hal kompleksitas dan jumlah perangkat eksternal yang dikontrolnya. Disini kita hanya akan membahas masalah umumnya saja. Gambar 6.3 adalah diagram blok secara umum sebuah modul I / O. Modul dihubungkan dengan bagian-bagian komputer lainnya melalui saluran signal ( misalnya, saluran bus sistem ). Data yang dipindahkan ke modul dan dari modul dibufferkan dalam sebuah register data atau lebih. Mungkin juga terdapat sebuah register status atau lebih yang memberikan informasi status saat itu. Register status dapat juga berfungsi sebagai register kontrol untuk menerima informasi kontrol secara detail dari CPU. Logic pada modul berinteraksi dengan CPU melalui sejumlah saluran kontrol. Saluran-saluran ini digunakan oleh CPU untuk memberika perintah ke modul I / O. Beberapa saluran kontrol dapat digunakan oleh modul I / O ( misalnya untuk signal arbitrasi atau signal status ). Modul juga dapat mengetahui dan menghasilkan alamat-alamat yang berkaitan dengan perangkat yang dikontrolnya. Setiap modul I / O memiliki alamat yang unik, atau apabila modul I / O mengontrol lebih dari sebuah perangkat eksternal, maka terdapar sekumpulan alamat yang unik. Terakhir, modul I / O terdiri dari logic yang bersifat khusus bagi interface dengan setiap perangkat yang di kontrolnya.
Modul I / O berfungsi untuk memungkinkan CPU dapat mengetahui perangkat yang jumlahnya banyak dengan cara yang sederhana. Terdapat spektrum kemampuan yang dapat terjadi. Modul I / O dapat menyembunyikan detail pewaktuan, format, dan elektro mekanis perangkat eksternal sehingga CPU dapat memberikan perintah pembacaan dan penulisan dengan mudah, dan juga memungkinkan perintah-perintah membuka dan menutup file. Pada bentuk yang paling sederhananya, modul I / O masih dapat memberikan tugas pengontrolan perangkat dalam jumlah besar ( misalnya, menggulung pita ) yang dapat diketahui oleh CPU.
Modul I / O yang seringkali mendapatkan beban pengolahan yang detail, yang memberikan interface tingkat tingi kepada CPU, dikenal sebagai I / O channel atau I / O processr. Modul I / O yang agak primitif dan membutuhkan kontrol detail seringkali disebut sebagai I / O kontroler dan device kontroler. Secara umum I / O kontroler, dapat dilihat pada mikro komputer, sedangkan I / O channel digunakan pada mainframem, sedangkan mini komputer menggunakan campuran keduanya.Sejauh ini, kita akan menggunakan istilah generik modul I / O bila tidak terdapat hasil yang rancu dan akan menggunakan istilah yang lebih spesifik bila memang diperlukan.
3. I / O Terprogram .
Terdapat tiga teknik yang dapat digunakan dalam operasi I / O. Pada I / O terprogram, data saling dipertukarkan antara CPU dengan modul I / O. CPU mengeksekusi program yang memberikan operasi I / O kepada CPU secara langsung, termasuk status perangkat pengindra, pengiriman perintah pembacaan atau penulisan, dan pemindahan data. Ketika CPU mengeluarkan perintah ke modul I / O, maka CPU harus menunggu sampai operasi I / O selesai. Apabila CPU lebih cepat dibandingkan modul I / O, maka hal ini akan membuang-buang waktu CPU. Dengan menggunakan interupt driven I / O, CPU mengeluarkan perintah I / O, dilanjutkan dengan mengeksekusi intstruksi-instruksi lainnya, dan diinterupsi oleh modul I / O apabila instruksi-instruksi tersebut telah selesai dilaksanakan. Dengan menggunakan I / O terprogram dan I / O interupt, maka CPU bertanggung jawab atas pengeluaran data dan memori utama untuk keperluan output dan penyimpanan data di dalam memori utama untuk keperluan input. Alternatifnya dikenal sebagai Direct Memory Access ( DMA ). Dalam mode ini, modul I / O dan main memory saling bertukar data secara langsung, tanpa melibatkan CPU.
3.1 Perintah – perintah I/O
Untuk mengeksekusi perintah yang berkaitan dengan I/O. CPU menerbitkan sebuah alamat, yang memspesifikasi mosul I/O dan perangkat eksternal tertentu dan sebuah perintah I/O. Terdapat empat jenis perintah I/O yang akan di terima modul I/O ketika modul tersebut dialamati oleh CPU. Perintah-perintah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai control,test, read dan write.
- Perintah control digunakan untuk mengaktifasi pheripheral dan memberitahunya tugas yang harus dilaksanakan.
- Perintah test digunakan untuk menguji bermacam-macam kondisi status yang berkaitan dengan moduk I/O dan perangkat peripheralnya.- Perintah read mengakibatkan modul I/O akan mendapat sebuah butir data dari peripheral dan menaruhnya ke dalam buffer internal.
3.2 Instruksi – instruksi I/O
Dengan menggunakan I/O terprogram, terdapat hubungan yang erat antara instruksi I/O yang di ambil CPU dari memori dengan perintah I/O yang di keluarkan CPU ke mdul I/O untuk mengeksekusi instruksi. Dengan kata lain instruksi dengan mudah di petakan kedalam perintah-perintah I/O.
Umumnya, akan banyak terdapat perangkat I/O yang terhubung melalui modul I/O ke sistem. Setiap perangkat diberi pengenal atau alamat yang unik. Pada saat CPU mengelurakan perintah I/O, perintah akan berisi alamat perangkat yang diinginkan.
4. INTERRUPT-DRIVEN I/O
Masalah yang di jumpai pada I/O terprogram adalah bahwa CPU harus menunggu modul I/O yang diinginkan agar siap baik untuk menerima maupun mengirimkan data dalam waktu yang relatif lam. Pada saat menunggu,CPU harus berulang-ulang menanyakan status modul I/O. Akibatnya tingkat kerja keseluruhan sistem mengalami penurunan sistem.
Alternatifnya adalah CPU mengeluarkan perintah I/O ke modul dan kemudian megerjakan pekerjaan yang lain. Kemudian modil I/O akan menginterupsi CPU untuk meminta layanan ketika modul telah siap untuk salaing bertukar data dengan CPU.
4.1 Pengolahan Interrrupt
Pada saat perangkat I/O telah menyelesaikan sebuah operasi I/O, maka urutan kejadian hardwere di bawah ini akan menjadi:
1. Perangkat akan mengeluarkan signal interrupt ke CPU.
2. Prosesor menyelesaikan eksekusi intruksi yang sedang dilakukan sebelum memberikan responsnya terhadap interrupt.
3. Prosesor memeriksa interrupt, menetapkan bahwa memang ada, dan mengirimkan signal acknowledgment ke perangkat yang mengeluarkan interrupt.
4. Sekarang prosesor perlu mempersiapkan pengontrolan transfer ke routine interrupt.
5. Setelah itu propesor dapat memuat pemghitung program dengan loaksi entri dan program penanganan interrupt yang akan memberikan respon ke interrupt ini.
6. Hingga disini, penghitung program dan PSW yang berkaitan dengan program yang di interupsi telah disimpan didalam stack sistem.
7. Kemudian setelah itu interrupt handler dapat menjalankan proses interrupt.
8. Apa bila pengolaan interrupt teleh selesai, nilai-nilai register yang tersimpan diambil kembali dari stack dan selanjutnya disimpan diregister.
9. Kegiatan akhir adalah menyimpan kembali PSW dan nilai penghitung program dari stack.
4.2 Masalah-masalah Rancangan
Terdapat dua masalah yang timbul dalam mengimplementasikan interrupt I/O. Masalah yang pertama, karena akan terdapat sejumlah modul I/O yang hampir selalau berubah-ubah, bagaimana cara CPU menentukan perangkat yang mengeluarkan interrupt?. Dan yang kedua, apa bila sejumlah interrupt telah terjadi, bagaimana cara CPU menentukan interrupt yang akan diproses?.
Pertama kita identifikasi perangkat. Terdapat empat kategori yang umum digunakan yaitu:
1. Saluran interrupt berjumlah banyak.
2. Softwere poll
3. Daisy Chain (poll hardwere, yang divektorkan)
4. Arbitrasi bus (yang divektorkan)
4.3 Pengontrol Interrupt Intel 8259A
Satu-satunya tanggung jawab 8259A adalah melakukan manajement interrupt. 8259A menerima permintaan interrupt dari modul yang terhubung, menentukan interrupt yang memiliki prioritas tertinggi, dan memberikan signal ke CPU dengan mengangkat saluran INTR. CPU memberitahukan melalui saluran INTA. Pemberitahuan ini menyatakan bahwa 8259A menaruh informasi vektor yang berkaitan dengan bus data.
8259A dapat diprogram. 8086 menentukan pola prioritas yang akan digunakan dengan menyetel sebuah kontrol word di dalam 8259A. Di bawah ini adalah metode-metode interrupt yang mungkin terjadi;
1. Fully Nested: Rermintaan interrupt diurutkan dalam ptioritas mulai 0 (IRO) hingga 7 (IR7).
2. Rotating: sebagian aplikasi jumlah perangkat yang melakukan interupsi sama dengan priaritas.
3. Special Mask: Mode ini memungkinkan CPU untuk menangkal interrupt dari perngkat tertentu secaraselektif.
4.4 Intel 8255A Programmable Peripheral Interface
Sisi kanan dari diagram blok merupakan interface aksternal 8255A. 24 saluran I/O dapat diprogram oleh 8086 gengan menggunakan register kontrol. 8086 dapat menyetel nilai register kontrol untuk menentukan bermacam-macam mode operasi dan konfigurasi. Ke 24 saluran dibagi menjadi kelompok 8-bit (A,B,C). Setiap kelompok dapat berfungsi sebagai port I/O 8-bit.
Sisi kiri diagram blok merupakan interface internal dengan bus 8086. Interface ini terdiri dari bus data dua arah 8-bit (DO sampai D7), yang digunakan untuk memindahkan data ke port I/O dan untuk memeindahkan informasi kontrol keregister kontrol. Register kontrol dimuat oleh CPU untuk mengontrol mode operasi dan untuk menentukan signal apabila ada. Signal kontrol memiliki mekanisme pewaktuan yang sederhana. Sebuah saluran kontrol digunakan oleh pengirim sebagai saluran DATA READY. Saluran lainnya dapat dianggap sebagai sebuah saluran INTERRUPT REQUEST dan terhubung ke bus sitem.
5. DMA (Direct Memory Access)
DMA adalah sebuah prosesor khusus (special purpose processor) yang berguna untuk menghindari pembebanan CPU utama oleh program I/O (PIO).DMA walaupun lebih efisien dibanding dengan I/O terprogram yang sederhana, interrupt driven I/O masih memerlukan campur tangan CPU secara aktif untuk melakuakn transfer data antara memori dengan modul I/O, dan transfer data harus melalui lintasan via CPU. Jadi, kedua bentuk I/O mengalami dua hal yang mengganggu:
1. Kelajuan transfer I/O dibatasi oleh kecepatan yang pada kecepatan itu CPU dapat menguji dan melayani perngkat.
2. CPU di tentukan oleh pengaturan transfer I/O; sejumlah instruksi harus dieksekusi bagi setiap transfer I/O-nya.
5.1 Fungsi DMA
Modul DMA mampu meniru CPU, bahkan mengambil alih kontrol sistem dari CPU. Pada aat Cpu ingin membaca atau menulis blok data, CPU mengeluarkan perintah kemodul DMA, dengan mengirimkan ke modul DMA informasi berikut ini:
1. Read atau write yang diminta.
2. Alamat perangkat I/O yng dilibatkan.
3. Lokasi awal dalam memori untuk membaca atau menulis.
4. Jumlah word yang akan dibaca atau ditulis.
Modul DMA memindahkan seluruh blok data, word per word, secara langsung kememori atau dari memori, tanpa harus melalaui CPU. Modul DMA perlu mengambil kontrol bus agar dapat memindahkan data kememori dan dari memori. Untuk itu, modul DMA harus hanya menggunakan bus bila CPU tidak memerlukannya. CPU berhenti sementara selama satu siklus bus. Akibat keseluruhannya adalah menyebabkan CPU mengeksekusi lebih lambat. Akan tetapi bagi pemindahan I/O yang wordnya berjumlah banyak, DMA akan jauh lebih efisien dibanding dengan innterrupt driven I/O. Jumlah siklus yang dibutuhkan dapat dapat banyak dkurangi dengan mengintegrasikan antara modul DMA dengan fungsu-fungsi I/O.
6. Saluran I/O dan Prosesor
6.1 Evolusi Fungsi I/O
Langkah-langkah evolusi ini dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1. CPU mengontrol peripheral secara langsung.
2. Ditmbahkannya sebuah pengontrol atau modul I/O. CPU menggunakan I/O terprogram tanpa menggunakan interrupt.
3. Konfigurasinya sama seperti pada langkah 2, namun sekarang interrupt digunakan.
4. Modul I/O diberi akses langsung kememori melalui DMA.
5. Modul I/O ditngkatkan kemampuannya menjadi sebuah propesor yang memiliki tugasnnya sendiri, yang menggunakan instruksi tertentu untuk I/O tertentu.
6. Modul I/O memiliki memori lokalnya sendiri dan merupakan sebuah komputer yang memiliki tugasnya sendiri.
6.2 Karakteristik Saluran I/O
Saluran I/O memiliki kemampuan untuk mengksekusi instruksi I/O, yang memberikan kontrol sepenuhnya terhadap operasi-operasi. Instruksi-instruksi itu dapat disimpan di dalam memori utama untuk selanjutnya dapat di eksekusi oleh propesor yang terdapat di dalam saluran I/O itu sendiri.
Program akan menentukan perangkat daerah memori untuk menyimpan, prioritas, dan aksi yang akan diambil bagi status error tertentu. Saluran I/O akan mengikuti instruksi-instruksi dan kontrol-kontrol transfer data ini.
Terdapat dua jenis saluran I/O yang umum dipakai, selector cannel mengontrol sejumlah perangkat berkecepatan tinggi dan selalu didedikasikan bagi transfer data dengansalah satu perngkat tersebut. Multiplexor channel menerima atau menstransmisikan secepat mungkin kebeberapa perangkat.
7. Peralatan Masukan dan Keluaran .
1.1 Alat masukan (Input Device)
Alat masukan (input device) adalah alat yang digunakan untuk menerima masukan yang dapat berupa masukan data ataupun masukan program. Beberapa alat masukan mempunyai fungsi ganda, yaitu, sebagai alat masukan (input)dan sekaligus sebagai alat keluaran (ouput) untuk menampilkan hasil. Alat I/O demikian disebut terminal.
· Alat masukan dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan yaitu :
1. Keyboard
Merupakan alat input yang paling umum dan banyak digunakan. Beberapa alat input yang menggunakan keyboard untuk memasukkan input adalah :
1.1 Visual display terminal (VDT) disebut juga dengan nama Visual display unit terdiri dari keyboard dan visual display (tampilan display).
1.2 Financial transaction terminal, digunakan untuk transaksi yang berhubungan dengan keuangan. Salah satu aplikasinya yaitu untuk Electronic Fund Transfer (EFT) dengan menggunakan ATM.
1.3 Point of sale terminal (POS), biasanya digunakan di swalayan. POS terminal merupakan perkembangan dari cash register yang dapat dihubungkan dengan komputer untuk tujuan pengendalian persediaan (inventory control) dan penjadwalan pemesanan kembali barang yang akan dipesan. Alat tambahan pada POS Terminal meliputi OCR Tag Reader atau Bar code reader
2. Pointing device. Yang termasuk dalam peralatan pointing device adalah:
2.1 mouse
2.2 touch screen, layar monitor yang akan mengaktifkan program bila layarnya disentuh dengan tangan
2.3 Light Pen, merupakan menyentuh layar monitor dengan pena. Posisi sentuhan di layar akan lebih tepat dan teliti
2.4 Digitizer Graphic Tablet, digunakan untuk membuat grafik atau gambar dengan cara menghubungkan dua buah titik di graphic tablet dengan alat yang menyerupai pen
3. Scanner. Alat masukan scanner dapat berupa :
3.1 magnetic Ink character recognition (MICR), alat pembaca pengenal karakter tinta magnetik. Dibutuhkan tinta magnetik yg khusus supaya bisa dibaca oleh alatnya
3.2 Reader.
3.3 Optical Data reader, dapat berupa Optical Character Recognition (OCR) Reader,
OCR Tag Reader (banyak dipergunakan di toko-toko serba ada untuk membaca label data barang yang dijual yang dicetak dengan bentuk (font) karakter OCR), Bar Code Reader, Optical Mark Recognition (OMR) Reader (banyak digunakan untuk penilaian test (test scoring). Jawaban dari tes yang diberikan dijawab di kertas mark sense form (dengan pensil 2B). OMR juga banyak digunakan untuk membaca hasil dari daftar pertanyaan (Questionarries), registrasi mahasiswa dsb)
4. Sensor, Merupakan alat yang mampu secara langsung menangkap data kejadian fisik. Data analog dikumpulkan oleh alat sensor dan dimasukan ke pengubah AD/DC yang selanjutnya diproses oleh komputer. Kamera Digital merupakan salah satu sensor yang dipakai untuk menangkap objek yg selanjutnya diproses dengan komputer. Camera Recorder (Camcorder) merupakan sensor untuk menangkap objek yang bergerak
5. Voice recognizer, Biasa disebut Speech Recognizer yaitu alat untuk membuat komputer mengerti omongan manusia.
7.2 Alat Keluaran (Output Device)
Output yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 bentuk tulisan (huruf, kata, angka, karakter dan simbol- simbol khusus), image (grafik atau gambar) maupun suara (musik atau omongan)
· Alat keluaran juga dapat berbentuk :
1. Hard copy device
Merupakan alat keluaran yg digunakan untuk mencetak tulisan, grafik atau gambar pada media pencetak. Alat hard copy device yang umum dipergunakan adalah printer. Jenis-jenis printer meliputi dot matrix, inkjet printer dan laser. Selain itu juga dikenal Plotter, alat cetak yang mempunyai kemampuan mencetak grafik atau gambar dengan baik, biasanya menggunakan pen plotter
2. Soft Copy Device
Merupakan alat yg digunakan untuk menampilkan tulisan, image dan suara pada media soft (lunak) yg berupa sinyal elektronik. Contoh soft copy device adalah video display (monitor), flat panel display (Liquid Crystal Dispaly), dan speaker.
3. Alat Simpanan Luar
Main memory di dalam alat pemroses merupakan simpanan yg kapasitasnya tidak begitu besar dan umumnya bersifat Volatile (Volatile : informasi yg dikandungnya akan hilang bila aliran listrik terputus).
Selain itu terdapat juga Direct Access Storage Device (DASD) (Merupakan alat penyimpan pengaksesan langsung), contohnya floppy disk, harddisk, dan removable disk.
7.3 Jenis-jenis Perangkat I/O
Secara umum, terdapat beberapa jenis perangkat I/O, seperti perangkat penyimpanan (disk, tape), perangkat transmisi (network card, modem), dan perangkat antarmuka dengan pengguna (screen, keyboard, mouse). Perangkat tersebut dikendalikan oleh instruksi I/O. Alamat-alamat yang dimiliki oleh perangkat akan digunakan oleh direct I/O instruction dan memory-mapped I/O. Beberapa konsep yang umum digunakan ialah port, bus (daisy chain/shared direct access), dan pengendali (host adapter). Port ialah koneksi yang digunakan oleh perangkat untuk berkomunikasi dengan mesin. Bus ialah koneksi yang menghubungkan beberapa perangkat menggunakan kabel-kabel. Pengendali ialah alat-alat elektronik yang berfungsi untuk mengoperasikan port, bus, dan perangkat.
Langkah yang ditentukan untuk perangkat ialah command-ready, busy, dan error. Host mengeset command-ready ketika perintah telah siap untuk dieksekusi oleh pengendali. Pengendali mengeset busy ketika sedang mengerjakan sesuatu, dan men-clear busy ketika telah siap untuk menerima perintah selanjutnya. Error diset ketika terjadi kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar